Selasa, 02 April 2013

Didikan Keras Dua Pelatih Korea, Atlet Makin Tambah Termotivasi

Didikan Keras Dua Pelatih Korea, Atlet Makin Tambah Termotivasi DIDIKAN duo pelatih Korea, Lee Dok-hwi untuk kyorugi (tarung) dan Shin Seung-jung untuk poomsae (seni), diakui para taekwondoin Indonesia yang masuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Garuda Emas sangat ketat dan keras. Ketatnya latihan terlihat dari jadwal latihan dua kali setiap hari dalam seminggu. Atlet pelatnas SEA GAmes bahkan mendapatkan porsi latihan tiga kali dalam satu hari setiap Selasa, Rabu, dan Kamis. Namun, pola latihan keras dan disiplin ketat itu justru mendorong para atlet untuk bisa memberikan yang terbaik dan berlomba-lomba untuk menyumbangkan prestasi bagi taekwondo Indonesia di kancah dunia. Atlet taekwondo asal Pati, Jawa Tengah, Ong Stevanus Ariosuseno mengungkapkan pelatih Korea memberikan didikan yang lebih keras daripada pelatih Indonesia sebelumnya. Dia pun mengaku mendapat banyak gerakan-gerakan dan teknik-teknik baru untuk bisa mengalahkan lawan-lawannya di nomor kyorugi kelas -58 kg. Ia bahkan sukses memboyong emas saat mengikuti ASEAN University Games di Vientiane, Laos, beberapa waktu lalu. Pernyataan Ong pun diamini atlet poomsae putri asal Jawa Barat Defia Rosmaniar. Menurutnya, latihan yang disuguhkan Shin memang cukup mengasah mental atlet karena sikap kerasnya. Shin juga sering mengajarkan teknik-teknik baru kepada anak asuhnya. “Jadi, itu bisa memotivasi kita untuk latihan lebih keras dan lebih disiplin lagi supaya bisa menyerap apa yang dikatakan oleh pelatih,” ujarnya. Meskipun mendapatkan didikan keras, nada optimistis terhadap didikan pelatih Korea juga diungkapkan atlet junior putra Rendy Rawung yang bertanding di kelas -54 kg. Remaja kelahiran Tomohon, Sulut, itu mengungkapkan Lee yang melatih kyorugi kerap tidak mau mengalah terhadap argumen atletnya. Latihan yang diberikannya pun tergolong latihan yang berat, menurut peraih perak Pekan Olahraga Nasional (PON) Riau 2012 itu. “Tapi tentu saja itu bagus karena dia kan pelatih kelas dunia dan pengalamannya melatih juga sudah mendunia. Jadi, saya yakin akan ada hasil yang bagus yang bisa didapatkan,” tegasnya. Tak jarang taekwondoin Indonesia juga mencoba untuk mengulang gerakan yang diberikan pelatih saat berlatih sendiri untuk lebih memantapkan penguasaan. Hal itu salah satunya dilakukan Abdurrahman Wahyu, atlet poomsae asal Banten. Ia mengaku latihan yang diberikan terus meningkat setiap harinya sehingga untuk mengingat gerakan-gerakan baru yang diajarkan ia harus selalu mengulang agar bisa fasih memperagakannya. “Kalau poomsae itu kan harus ingat gerakan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Jadi, sering latihan sendiri juga di kamar,” katanya. aMeski latihan berat dan disiplin, taekwondoin yang berada di Pelatnas Garuda Emas mendapat dukungan penuh dari Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI). PB TI, selain menyiapkan tempat latihan terpusat di GOR POPKI, Cibubur, memberikan fasilitas berupa mes dan asupan bergizi tiga kali sehari. “Kami bahkan sedang merencanakan untuk memanggil guru bagi atlet junior agar sekolah mereka tidak terbengkalai. Jadi, latihan siang dan belajar malam,” tandas Komandan Pelatnas Garuda Emas, Airlangga. (Ghani-MI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar