Senin, 14 Januari 2013

LIFE

‘Where are you going to go?’ tanyanya sambil meletakkan secangkir teh hangat di meja saya. ‘Going home.’ Saya menjawab singkat sambil mengamati landasan pacu yang tampak jelas dari balik dinding-dinding kaca restoran ini. ‘Going home?’ Ia berkerut. ‘You do not look like someone who will be going home.’ Kalimat inilah yang membuat saya mengalihkan perhatian dari bulir-bulir hujan yang menggurat kaca. ‘Sorry. What do you mean?’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar